Anis Gunung, Burung Penyambut Tamu di Gunung Ciremai dan Mitos Membantu Pendaki yang Tersesat

Anis Gunung, Burung Penyambut Tamu di Gunung Ciremai dan Mitos Membantu Pendaki yang Tersesat

Anis gunung merupakan salah satu burung yang unik di Gunung Ciremai.-BTNGC-radarkuningan.com

BACA JUGA:Menjadi Dekorasi Indah Di Rumah, 3 Tanaman Hias Bunga Ini Memiliki Aroma Harum dan Keindahan Visual

Misalnya sampah yang dibawa oleh manusia atau sisa makanan lainnya yang tidak cocok dengan sistem pencernaannya.

Anis gunung  memiliki nama latin Turdus poliocephalus. Di Gunung Ciremai, burung ini akan menyambut para pendaki dari ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut sampai puncak Ciremai.

Interaksinya dengan pengunjung di sepanjang jalur pendakian sangatlah unik. Karena keberadaan burung ini mampu membantu menjadi petunjuk untuk mengetahui arah jalur pendakian pada saat cuaca buruk.

Yang menjadi salah satu ancaman bagi keberadaannya di alam adalah dari sisa-sisa aktifitas pengunjung di jalur pendakian, yaitu sampah.

BACA JUGA:Kucing Kampung Dengan Kehidupan Liar, Memiliki 3 Penyakit Dapat Mengancam Keselamatannya

Karena meskipun makanan alami anis gunung adalah buah dan serangga. Namun burung ini sering terlihat beraktivitas mencari makanan di sekitar area perkemahan.

Sisa-sisa makanan yang mengandung bahan kimia serta sampah plastik yang ditinggalkan pengunjung. Apabila termakan oleh burung ini, akan mengancam populasi serta habitatnya di alam.

Oleh karena itu, diharapkan bagi para pendaki tidak membuang sisa-sisa makanan serta sampah pada saat melakukan aktivitas pendakian.

Bawalah kembali sampah untuk diletakkan pada tempatnya. Agar kicauan dari salah satu tuan rumah Gunung Ciremai ini tetap terdengar indah dan nyaring di alam.

BACA JUGA:Ketahui Ini Jika Anda Memelihara Kucing, 4 Cara Agar kucing Tidak Merasa Bosan

Kehadiran sampah dan makanan yang asing bagi burung ini tentu akan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidupnya.

Demikian informasi mengenai anis gunung, salah satu satwa burung di Gunung Ciremai yang hidup di ketinggian mulai dari 2.000 MDPL. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: