Tasawuf ala Buya Syakur Yasin, Hati dan Pikiran Layaknya Jasmani, Perlu Rutin Dibersihkan dari Kotoran Batin
Tasawuf ala Buya Syakur Yasin untuk membersihkan kotoran batin.-Wammima Tv-radarkuningan.com
BACA JUGA:Jangan Disiram! Cukup Bacakan Doa Mengusir Kucing Berantem Berikut, Potongan Ayat di Al Quran
Untuk membersihkan kotoran lahir, dia mencontohkan, jika cat dibersihkan dengan sabun saja, tentu tidak akan hilang. Butuh tiner untuk membersihkannya.
Demikian juga kotoran batin. Butuh teknik-teknik tertentu untuk membersihkan setiap jenis kotoran batin yang melakat di dalam hati dan pikiran manusia.
”Jika batin telah dibersihkan, tidak ada lagi yang tersisa di hati kecuali satu keinginan; hanya berharap kepada Allah Swt, dekat dengan-Nya, dan cinta kepada-Nya,” ungkapnya.
Itulah, kata dia, isi hati orang-orang yang selalu mengontrol lahir dan batin dalam kehidupan sehari-hari. Yang rajin membersihkan sekecil apapun kotoran batin yang ada dalam hati dan pikirannya.
BACA JUGA:Sempat Sebut Indonesia Tim Terburuk di Piala Asia 2023, Pengamat Luar Negeri Ini Akui Salah
Salah satu cara membersihkan hati dan pikiran adalah dengan tobat dan memperbanyak beristighfar. Jika hati terlanjur keras dan berat rasanya memohon ampun kepada Allah Swt, jalan terbaik.
Kembali dia mengungkapkan, ada semacam gengsi di dalam diri. Orang-orang yang merasa keras hati merasa tidak memiliki kesalahan.
Hal itu barangkali karena merasa sudah mengerjakan shalat, membayar zakat, manjalankan puasa dan sudah menunaikan haji, serta rajin bersedekah.
Dengan menjalankan itu, lanjut Buya, semua diangap telah selesai semua urusan. Itulah Allah Swt memperingatkan dalam firmannya:
“Akan tetapi, mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri (kepada Allah) ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan”.
Setan, lanjut dia lagi, menghiasi segala macam amal perbuatan sehingga terlihat indah dan sempurna. Padahal aslinya banyak kotoran batin di dalamnya.
Dia mengibaratkan, ketika seseorang memberi sesuatu kepada orang lain untuk menyenangkan dan memberikannya kebahagiaan, Allah Swt pasti akan melihat kebaikan hati itu.
“Allah Swt melihat hati seseorang jika standarnya bukan hati, maka nanti surga akan dimonopoli oleh orang-orang kaya atau orang-orang cerdas,” ujar Buya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: