Terbuat dari Emas, Berat 8 Kilogram, Inilah Mahkota Binokasih Sri Baduga Maharaja yang Disimpan di Sumedang

Terbuat dari Emas, Berat 8 Kilogram, Inilah Mahkota Binokasih Sri Baduga Maharaja yang Disimpan di Sumedang

Mahkota Binokasih Sanghyang Pake Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja yang tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang.-Museum Prabu Geusan Ulun-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Mahkota Prabu Siliwangi kembali menjadi perbincangan ketika Mahfud MD hadir di Padepokan Anti Galau, Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.

Dalam salah satu momen kunjungan, Ustadz Ujang Bustomi memakaikan mahkota Prabu Siliwangi berbentuk seperti kerucut dengan warna emas.

Namun tidak disebutkan nama mahkota yang dimaksud serta bagaiman bisa terhubung dengan Prabu Siliwangi.

Kendati demikian, sejarah mencatat bahwa Prabu Siliwangi memang memiliki perhiasan raja yang merupakan simbol kekuasaan tersebut.

BACA JUGA:Tangis Haru Warga Iringi Penyerahan Bantuan Ambulans Iwan Bule ke Warga Cibingbin Kuningan

Bentuk dari mahkota ini terbilang istimewa, apalagi material pembuatannya juga berbahan emas dan secara keseluruhan memiliki berat hingga 8 kilogram.

Namanya Mahkota Binokasih yang pernah dipakai Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi dan kini tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun di Kabupaten Sumedang.

Berdasarkan sumber tertulis dari Museum Prabu Geusan Ulun, Mahkota Binokasih dibuat dengan prakarsa Sanghyang Bunisora Suradipati yang ketika itu menjabat sebagai Raja Kerajaan Galuh pada periode 1357 sampai dengan 1371.

Mahkota Binokasih kemudian dipakai oleh raja-raja Sunda, termasuk Sri Baduga Maharaja ketika memimpin Kerajaan Pajajaran atau Kerajaan Sunda.

BACA JUGA:Momen Purwacaraka Kembali ke Radar Cirebon, Masih Ingat Pernah Konser di Halaman Kantor

Setiap pelantikan raja baru, Mahkota Binokasih akan dipakaikan sebagai pertanda diserahkannya takhta.

Bila merunut silsilah keturunan Sri Baduga Maharaja, berarti Mahkota Binokasih Sanghyang Pake juga pernah digunakan Prabu Surawisesa.

Bahkan generasi setelah Prabu Surawisesa juga menggunakan mahkota ini, sampai kemudian Kerajaan Sunda runtuh karena penyerbuan Kesultanan Banten pada 1579.

Namun ketika penyerbuan terjadi yang meluluhlantakan Kerajaan Sunda dan ibu kotanya yakni Pakuan Pajajaran, Mahkota Binokasih berhasil diselamatkan pembesar kerajaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: