Daeng Soetigna dan Perubahan Angklung di Kuningan dari Pentatonis ke Diatonis Berguru ke Kuwu Kucit

Daeng Soetigna dan Perubahan Angklung di Kuningan dari Pentatonis ke Diatonis Berguru ke Kuwu Kucit

Daeng Soetigna, sosok yang berperan dalam perubahan angklung dari alat musik tradisional dengan nada pentatonis menjadi diatonis.-Collectie Tropen Museum - Tangkapan layar-radarkuningan.com

BACA JUGA:Ini 5 Ras Kucing yang Cocok Untuk Lansia, No. 1 Terkenal Setia dan Penyayang!

Bahkan, alat musik angklung diatonis ini pernah menjadi musik pengantar makan malam pada saat Indonesia dan Belanda melakukan perjanjian Linggarjati.

Hanya sayang, karena pekerjaan, Daeng Soetigna harus pindah ke Bandung. Apalagi setelah Kuwu Kucit meninggal dunia, angklung diatonis Citangtu terus meredup.

Tapi hebatnya, Pak Guru Daeng, justru berhasil mengembangkan musik angklung di Bandung. Bahkan dari tangannya lah, musik ini mendunia, seperti sekarang ini.

Angklung memang telah mendunia. Saat ini, Citangtu pun sudah maju, bukan desa lagi. Citangtu sudah menjadi salah satu kelurahan di Kecamatan Kuningan. 

BACA JUGA:Wanginya Buat Tidur Jadi Lebih Nyenyak, Ini Dia 5 Jenis Tanaman Hias Penghasil Oksigen Alami Di Dalam Rumah

Hanya sayang, musik angklung pun sudah meredup di Citangtu. Bahkan tinggal kenangan. Tak ada lagi peninggalan kedua maestro tersebut yang tersisa. Semua sudah habis dimakan zaman. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: