Desa Miliki Telaga Biru Ini, Gunakan Kata ‘Kadu’, Ternyata Tak Ada Kaitannya dengan Durian
Telaga Biru Cicerem yang berada di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.-Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com
BACA JUGA:Harga Steril Kucing Jantan Dua Kali Lebih Murah Dibanding Kucing Betina
Sosok ini ternyata bukan orang sembarangan. Dia salah satu sosok yang turut menyebarkan agama Islam di Pajajaran dan Banten.
Sosok ini, di masa tuanya manghabiskan waktunya di tempat yang sekarang bernama Desa Kaduela. Dia dan istrinya yang bernama Nyimas Siti Maryam pun dimakamkan di desa pemakaman Sijanggala.
Tempat tersebut sekarang lebih dikenal dengan nama Buyut Luhur. Sosok ini pun wafat sekitar tahun 1575 M.
Adapun bukti-bukti peninggalan Syeh Maulana Ibrahim diantaranya, bedug panjang atau Dog-dog. Benda bersejarah ini masih ada hingga saat ini.
BACA JUGA:Tempat Glamping di Ciwidey Bandung, Murah Meriah! Mulai Dari Rp 240 Ribuan
Kemudian ada meja bundar. Benda bersejarah ini sudah lapuk dan hilang dimakan usia. Juga ada kursi goyang. Benda ini juga sudah tidak ada lagi.
Semua bahan terbuat terbut dari pohon jati asli. Berasal dari daerah bernama Jatiluhur. Pohon itupun dibagi tiga.
Paling atas dibuat bedug. Benda bersejarah tersebut masih berada di Masjid Agung Purwakarta.
Kayu jati yang tengah digunakan untuk membuat Kereta Paksi Naga Liman. Kereta itu sekarang berdara di Keraton Kanoman Cirebon.
BACA JUGA:Ada di Ketinggial 2.300 MPDL, Ini Desa Tertinggi di Pulau Jawa yang Kesehariannya Berselimut Kabut
Yang bagian akar, digunakan untuk membuat dog-dog, meja bundar dan kursi goyang. Ketiga benda tersebut berada di Desa Kaduela.
Ini sejarah masa lalu Desa Kaduela. Desa di Kuningan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon ini, ternyata erat kaitannya dengan penyebaran agama Islam di Cirebon. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: