Sejarah Saritem Bandung, Kisah Gadis Cantik Gundik Belanda di Markas Tentara

Sejarah Saritem Bandung, Kisah Gadis Cantik Gundik Belanda di Markas Tentara

Sejarah Saritem yang berada di Kecamatan Andir, Kota Bandung.-Sekedar Jalan/Istimewa-radarkuningan.com

Bandung, RADARKUNINGAN.COM – Sejarah Saritem yang menjadi salah satu tempat paling sering dibicarakan di Kota Bandung dan akrab dengan kehidupan malam.

Saritem sendiri sudah banyak yang mengulas dari berbagai aspek, termasuk sisi sejarah. Kendati tidak banyak sumber tertulis mengenai penamaan mengenai sosok wanita yang dimaksud.

Buku Saritem Uncensored oleh Wakhudin barangkali menjadi salah satu yang mengulas mengenai sisi sejarah tersebut. Meski tidak banyak dan hanya di bagian latar belakang. 

Kendati demikian, sedikit banyak buku tersebut menjadi salah satu referensi mengenai kehidupan malam di kota kembang yang sudah ada sejak era Pemerintah Kolonial Belanda.

BACA JUGA:Asal Usul Saritem Bandung dan Kisah Gadis Cantik yang Didatangkan dari Sumedang dari Indramayu

Kehadiran Saritem ini, tidak lepas dari kedatangan pasukan Belanda. Diantara mereka ada yang kemudian memperistri atau menjadikan gadis pribumi sebagai gundik. Katanya, Nyi Saritem adalah salah satunya. 

Sosok Nyi Saritem ini, kerap digambarkan sebagai sosok wanita dengan kebaya dan rambut disanggul dengan paras menawan.

Di buku tersebut, asal usul Saritem disebut sudah ada sejak tahun 1838 saat umur Kota Bandung masih terbilang muda.

Banyak yang meyakini bahwa Saritem adalah seorang gadis dari Jawa Tengah atau Daerah Istimewa Yogyakarta, meski lagi-lagi tidak ada bukti terkait itu.

BACA JUGA:7 Ide Nama Kucing Hitam dari Bahasa Jepang yang Gagah dan Keren!

Karenanya, versi lain menyebut bahwa Saritem berasal dari Kota Bandung. Dia diminta mendatangkan gadis cantik dari Cianjur, Sumedang, Garut dan Indramayu ke Gardujati yang pada waktu itu menjadi markas militer serdadu Belanda.

"Beberapa tahun kemudian Saritem disuruh kompeni menjadi wanita untuk dijadikan teman kencan serdadu Belanda yang masih lajang," tulis buku tersebut.

Gadis-gadis belia tersebut ditempatkan di sebuah rumah berukuran besar. Akhirnya nama tempat tersebut makin kesohir dan dikenal dengan nama Saritem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: