Termasuk Ciremai, PVMBG Minta Masyarakat Waspada 7 Gunung Berapi di Jawa Barat saat Musim Hujan

BACA JUGA:3 Satwa Kunci Gunung Ciremai, Salah Satunya Membawa Kabar Baik

Gunung yang tenang dan tidak terlihat aktivitas, menurut Hendra justru berbahaya. Sebab, tiba-tiba berasap dan di musim hujan kemungkinannya lebih besar terjadi erupsi.

Oleh karena itu, PVMBG akan berkoordinasi dengan kepada para kepala daerah, masyarakat hingga balai yang ada di setiap gunung untuk menyampaikan imbauan tersebut.

"Bahaya pendakian gunung berapi selalu mengintai. Kalau musim hujan kemungkinannya lebih besar untuk erupsi," tandasnya.

Dijelaskan Hendra, bahaya lain pendakian di musim hujan adalah gas vulkanik. Sebab, sinar matahari bisa jadi sangat kurang.

BACA JUGA:Macam Hitam Lereng Gunung Ciremai Terbunuh, di Lokasi Kaya Air, Dibangun Tugu Peringatan

Sehingga terjadi konsentrasi gas vulkanik yang bisa terhirup oleh pendaki. Kondisi ini bisa memicu terjadinya bahaya dan sesuatu yang fatal.

Kasus semacam ini, pernah terjadi di Gunung Sindoro. Hal tersebut tentu menjadi pelajaran agar tidak terulang kembali.

Dijelaskan dia, saat ini seluruh gunung berapi di Provinsi Jawa Barat dipantau dengan peralatan yang memadai.

Namun ada satu gunung yang mendapatkan perhatian khusus yakni Gunung Guntur yang berada di Kabupaten Garut.

BACA JUGA:Gunung Ciremai Dihuni 7 Macan Tutul Jawa, Pendaki dan Warga Tidak Perlu Khawatir

Pemantauan khusus dilakukan karena Gunung Guntur berdasarkan hasil penelitian, memiliki siklus erupsi setiap 60 tahun sekali.

Gunung ini terakhir erupsi pada tahun 1847. Bisa dibilang, mengacu siklus tersebut sudah waktunya terjadi letusan.

"Gunung berapi ini sulit diprediksi. Sebenarnya kalau harus, ini ya sudah waktunya. Tapi faktor alam banyak yang menentukan erupsi," jelas dia.

Sementara itu, mengacu pada pengamatan Gunung Ciremai yang dilakukan Magma Indonesia, secara umum kondisi cuaca cerah dengan angin lemah ke arah barat daya dengan suhu udara berkisar antara 20 - 31 derajat celcius.

Sumber: