Kisah Tragis Kuwu Pertama Desa Cilimus, Jasad Dimutilasi jadi 3 Bagian, Dikuburkan di 3 Tempat Berbeda

Ki Sacawana Kuwu Pertama Desa Cilimus, Kabupaten Kuningan diabadikan menjadi nama gedung dekat Taman Cilimus. -Istimewa-radarkuningan.com
BACA JUGA:VIRAL Ada Belatung di Mie Gacoan Cirebon, Klarifikasi Manajemen: Sedang Investigasi
Adu kesaktian dengan jurus-jurus silat yang meniru gerakan hewan berlangsung seru. Keduanya sangat berimbang. Tapi pada saat itu menurut perhitungan menjadi hari naas Ki Sacawana, maka benarlah yang terjadi.
Ki Sacawana akhirnya dapat ditusuk dengan keris besi putih oleh si kyai tersebut. Tepat di ulu hatinya. Sudah suratan takdir, sesepuh Cilimus ini harus tewas terbunuh.
Peristiwa terbunuhnya Ki Sacawana tersebut terjadi pada tahun 1880. Saat itu sosok bergelar Ratu Ngadek Piambek itu genap berusia 69 tahun.
Setelah terbunuh, jasad Ki Sacawana dimutilasi dengan keris putih luk-8 di atas ”anjang-anjang” tanaman labu siam. Hal itu untuk menghindari jasad pemilik Ajian Rawe Rontek tersebut menyentuh tanah.
BACA JUGA:Apakah Kucing Boleh Makan Pedas? Ternyata Ini Efek Rasa Pedas pada Anabul!
Jasad Ki Sacawana yang sudah terpotong menjadi 3 bagian itu dikuburkan di tempat yang terpisah jauh. Bagian kepala dikuburkan di perbukitan di Desa Panawuan.
Bagian dada dan perut dikuburkan di Desa Cilimus, tepatnya di Dusun Kalungluwuk. Sementara bagian kaki dikuburkan di Desa Sindangkasih Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon. Namun hingga kini belum diketahui tempatnya.
Itulah kisah perjuangan Ki Sacawana. Sosok bernama asli Pangeran Adiredja Martakusumah, pendiri Desa Cilimus. Seorang tokoh bergelar Ratu Ngadek Piambek dan pemilik Ajian Rawe Rontek, bernasib tragis. Tewas terbunuh dan dimutilasi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: