Banyak Bambu Kuning, Desa di Kuningan Ini Diberi Nama Haurkuning, Ada Kaitanya dengan Kasultanan Solo

Banyak Bambu Kuning, Desa di Kuningan Ini Diberi Nama Haurkuning, Ada Kaitanya dengan Kasultanan Solo

Asal usul Desa Haurkuning, Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan yang terkait dengan keberadaan pohon bambu kuning.-Freddy Blunt - tangkapan layar Youtube-radarkuningan.com

BACA JUGA:Kenapa Kucing Suka Bertengger Di Atas Pohon? Yuk Kenali 5 Kebiasaan Kucing Yang Suka Bertengger Di Atas Pohon

Sesampainya di Cirebon, Syeh Jalalauddin berguru ke Syeh Maulana Datul Kahfi. Dia berguru bersama Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana. Juga disebut Kuwu Sangkan Cirebon. 

Setelah berguru cukup lama, kemudian dia pergi bersama istrinya untuk menyiarkan agama Islam. Juga turut membantu Cirebon memperluas wilayah kekuasaan.

Tempat yang dituju adalah daerah Kerajaan Kajene. Lokasinya di Kuningan bagian selatan. Tempat itu sekarang bernama Desa Haurkuning. Syeh Jalaluddin dan isteri mulai menetap di Haurkuning kurang lebih tahun 1600-an. 

Di tempat baru itu, Syeh Jalakudin diberi gelar Kuwu Gede. Dia melakukan syiar Islam dengan cara bertani. Oleh masyarakat Sunda setempat disebut “tatanen”.

BACA JUGA:Primbon Sunda Disebut Paririmbon, Mengandung 3 Nilai, Berupa Kumpulan Catatan Perhitungan hingga Ramalan

Salain tetanen, dia juga memperluas batas daerah dengan cara adu ketangkasan atau kedigjayaan. Dia pun berhasil memperluas wilayah desa tersebut.

Menurut cerita turun temurun, Kuwu Gede ini menetapkan batas dengan media tali atau tambang pusaka. Tambang itu dinamai Setra Tunggal. 

Pusaka itu mampu membentang dari Karang Layung atau Nusaherang sampai Blok Jati yang sekarang menjadi batas desa.

Dalam hal perluasan pemukiman wilayah Haurkuning ada juga salah seseorang tokoh yang berperan. Dia adalah Raden Sutajaya atau Padmanegara.

BACA JUGA:Instan dan Mudah! Ini 3 Cara Berteman dengan Kucing Kampung, Agar Bisa Kita Pelihara dan Jinak

Dia juga mempunyai misi sama. Melakukan syiar Islam dan mempertahankan kekuasan Kerajaan Caruban dari serangan Pajajaran.

Raden Sutajaya dibantu 2 orang saudaranya Raden Sutamulya yang bermukim di daerah Sakerta dan Raden Sutalaksana bermukim di daerah Kertayuga. 

Selain dari 2 orang saudaranya, Sutajaya juga mempunyai istri yang bernama Nyai Ageung Pratiwi. Namun dia memilih berpisah dan memilih tinggal di Bunigeulis. 

Perluasan pemukiman yang dilakukan, konon dengan cara menggelindingkan sebuah bedug dari Wulukut yang akhirnya berhenti sampai di Blok Galonggong. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: