Sejarah Desa Ciawigebang Kuningan, Ternyata Terkait Kesultanan Cirebon, Sudah Ada Sejak Abad 14

Sejarah Desa Ciawigebang Kuningan, Ternyata Terkait Kesultanan Cirebon, Sudah Ada Sejak Abad 14

Sejarah Desa Ciawigebang, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan.-Kalong Digital - Tangkapan layar Youtube-radarkuningan.com

BACA JUGA:Situ Tersembunyi di Kampung Halaman Istri Bejo Sugiantoro di Kuningan, Dikelilingi Sawah dan Pepohonan

Setelah mereka dianggap cukup mumpuni, mereka diberi tugas oleh gurunya untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah.

Di Mekah, Rara Santang menikah dengan Raja Mesir yang bernama Syarif Abdullah dan memiliki dua anak, yaitu Syarif Hidayatullah dan Nurullah.

Syarif Hidayatullah kemudian kembali ke Jawa dan menetap di Cirebon, sementara saudaranya tetap di Mesir dan menjadi Raja Mesir.

Sebelum menetap di Jawa, Syarif Hidayatullah sempat singgah di China dan bertemu dengan Ong Tien, yang merupakan putri dari seorang Kaisar.

BACA JUGA:7 Cara Membuat Tikus Kabur Dari Sarangnya, Katanya Peneliti Cukup Ampuh Mengusirnya, Ketahui Yu!

Ong Tien pun jatuh cinta dan mengikuti Syarif Hidayatullah ke Cirebon yang kemudian merekapun menikah di Cirebon.

Pernikahan ini dilakukan oleh Mbah Kuwu Sangkan yang juga memiliki peran yang besar dalam penyebaran agama Islam di Cirebon.

Syarif Hidayatullah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, akhirnya menjadi Sultan Cirebon dan pemimpin Wali Songo.

Beliau mengadopsi strategi “Tapak Kaki Kuda” sebagai senjatanya dalam menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.

BACA JUGA:6 Jenis Ular Sawah yang Sering Masuk Rumah, Awas Ada yang Berbisa!

Putranya, Pangeran Sabakingking menguasai Banten, Pangeran Fattahillah memegang kendali di Jakarta, sementara Cirebon tetap di bawah kendali Syarif Hidayatullah sendiri.

Kuningan diserahkan kepada anaknya dari Ong Tien, pangeran Arya Kemuning, Sedangkan Sindang laut/Gebang dikuasai oleh kerabatnya, Sutajaya yang kemudian dikenal sebagai Pangeran Gebang.

Dalam upaya memperluas daerah kekuasaannya, Pangeran Gebang berhasil menaklukkan Kademangan (Ciawi).

Setelah penaklukan ini, beliau mengubah nama Ciawi menjadi Ciawigebang untuk menunjukkan bahwa wilayah tersebut adalah bagian dari Gebang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: