Sejarah Desa Japara, Peundeuy Raweuy Berubah Nama Setelah Tragedi Pemenggalan Kepala Santri

Sejarah Desa Japara, Peundeuy Raweuy Berubah Nama Setelah Tragedi Pemenggalan Kepala Santri

Sejarah Desa Japara awalnya bernama Peundeuy Raweuy sebelum tragedi eksekusi pemenggalan kepala santri.-Ist-desa-japara.kuningankab.go.id/

BACA JUGA:Kantor Asuransi di Jl Siliwangi Kuningan Disegel Bapenda, Ternyata Ini yang Terjadi

“Dengan kekuasaan Allah, darah yang keluar ternyata putih,” kata Thamrin.

Darah putih yang keluar, menjadi bukti bahwa semua tuduhan kuwu adalah fitnah, tetapi kebenaran tidak bisa menyelamatkan nyawa santri tersebut.

“Karena merasa malu, kuwu bersama keluarganya kabur ke Kapetakan Cirebon,” tambah Thamrin.

Namun sebelum kabur, kuwu mengancam kepada seluruh warga Desa Peudeuy Raweuy untuk tidak menguburkan jenazah santri tersebut.

BACA JUGA:Mantap! SMK Pertiwi Kuningan, Satu-Satunya Sekolah di Jabar yang Memiliki Kolam Renang

"Jika ada yang melanggar maka nasibnya bakal sama seperti santri tersebut," tutur Thamrin.

Warga Peundeuy Raweuy yang mendapat ancaman seperti itu, tidak ada yang berani untuk menguburkan santri tersebut.

Melalui musyawarah, penguburan santri ditawarkan ke Desa Singkup yang merupakan tetangga desa dengan imbalan tanah seluas 25 hektar.

Tawaran tersebut diterima, santri akhirnya dikuburkan di wilayah Desa Singkup, sekarang makamnya terkenal dengan nama Makam Buyut Santri.

BACA JUGA:Luar Biasa... Aset Bumdesma Darma Capai 5,5 Miliar

“Nama aslinya tidak ada yang tahu, tetapi masyarakat tahunya beliau adalah tokoh agama, maka disebutlah Buyut Santri,” ucap Thamrin.

Hingga sekarang, banyak warga yang berziarah ke Makam Buyut Santri, wewenang sepenuhnya berada di bawah Desa Singkup.

Sebagai bentuk penghormatan dan perasaan ikut bersalah, warga Desa Peudeuy Raweuy sepakat mengubah nama desa menjadi Desa Japara.

Japara sendiri merupakan daerah asal santri tersebut yang berasal dari Jepara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: