Sejarah Desa Cikijing, Kegagalan Pasukan Kesultanan Cirebon Sebarkan Islam di Kerajaan Talaga Manggung

Sejarah Desa Cikijing, Kegagalan Pasukan Kesultanan Cirebon Sebarkan Islam di Kerajaan Talaga Manggung

Ilustrasi. Sejarah Cikijing berawal dari pasukan Kesultanan Cirebon sebarkan Islam di Kerajaan Talaga Manggung.-Dzulham Fadholi-Radar Cirebon

BACA JUGA:Sejarah Desa Japara, Peundeuy Raweuy Berubah Nama Setelah Tragedi Pemenggalan Kepala Santri

Gagal melaksanakan misi, Dipati Carbon II kemudian berniat kembali ke Kesultanan Cirebon. 

Namun dalam perjalanan pulang, melewati sebuah hutan kecil yang dilingkari rawa-rawa yang banyak dihuni oleh kerang putih yang disebut Kijing itu.

Kemudian, salah seorang utusan yang bernama KH Abdul Fatah yang bergelar Eyang Nalagati, memutuskan untuk bermukim di daerah tersebut.

KH Abdul Fatah kemudian tinggal dan bermukim di wilayah tersebut, kemudian memberi nama 'Cikijing'.

Cikijing diambil dari gabungan dua nama yang berawal dari kerang (Kijing) yang hidup di air rawa (Cai).

BACA JUGA:Sejarah Desa Cipetir Kuningan, Wabah Penyakit Mematikan Hingga Pohon Petir

Selanjutnya Kijing dijadikan lambang Desa Cikijing. Pada awal mula, pemukiman penduduk dimulai di sebelah Selatan dan Timur (sekarang Blok Ahad).

Untuk tetap menyebarkan agama Islam, maka dibangunlah sebuah masjid yang disebut Masjid Kuno.

Sekarang, masjid tersebut bernama Masjid At-Taqwa yang merupakan masjid kuno yang pertama kali dibangun di Desa Cikijing dengan konstruksi dari kayu. 

Namun sekarang, masjid tersebut mengalami perubahan konstruksi, bentuk aslinya sudah hilang. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: