Tradisi Ratib Milik Desa Sangkanerang, 100 Orang Adzan Untuk Tolak Bala
Sarman menunjukkan batu jubleg yang ada di Situs Buyut Salam. Selain itu Desa Sangkanerang memiliki tradisi Ratib untuk tolak bala dengan cara 100 orang adzan di setiap penjuru desa.-Asep Brd-Radar Cirebon
KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Desa Sangkanerang, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan memiliki Tradisi Ratib, Tradisi turun temurun untuk tolak bala.
Sudah menjadi ciri khas, setiap wilayah di Indonesia, kental dengan budaya dan tradisi yang mengikat dengan sejarah suatu wilayah, di Desa Sangkanerang misalnya.
Tradisi Ratib yang dimiliki oleh salah satu desa di bawah kaki Gunung Ciremai itu, tetap lestari hingga kini.
Sarman, Salah seorang warga Desa Sangkanerang mengatakan, Tradisi Ratib tidak selalu digelar, dilaksanakan di waktu tertentu saja.
BACA JUGA:PUNYA Niat Nambah Istri Lagi Tapi Belum Kesampaian, Coba Angkat Batu Jubleg Ini
BACA JUGA:Sudah Sebulan Kabel PLN Tutup Akses Jalan, Warga Cisukadana 'Ngamuk'
“Usai salat magrib, sekitar seratus orang lebih akan mengumandangkan adzan secara serentak di setiap penjuru desa, dengan harapan kita terhindar dari musibah,” kata Sarman.
Ditambahkan Sarman, Tradisi Ratib sendiri mengandung arti menolak bala, akan digelar jika terjadi musibah yang luar biasa yang melanda desa atau negeri Indonesia.
“Kita masih menjaganya dan itu turun temurun,” kata Sarman.
Meski jarang dilakukan, menurut Sarman Tradisi Ratib tetap dilestarikan oleh warga Desa Sangkanerang hingga sekarang.
BACA JUGA:TENANG, Anggaran Pokir Tak Ikut Dipangkas, Pengamat: Harusnya Biar Adil Direfocusing
BACA JUGA:Supaya Melek Digital, Anggota Polres Kuningan Jalani Pelatihan
Terakhir tradisi tersebut dilakukan saat wabah virus Covid-19 melanda di Negara Indonesia di awal tahun 2020.
Selain memiliki Tradisi Ratib, di Desa Sangkanerang terdapat sebuah situs peninggalan yang masih terjaga hingga sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: