Kisah Almarhum H Mashud Wisnusaputra, Suhu Intelejen Indonesia yang Sangat Cinta Kuningan, Begini Cerita Eman

Kisah Almarhum H Mashud Wisnusaputra, Suhu Intelejen Indonesia yang Sangat Cinta Kuningan, Begini Cerita Eman

Kerabat Almarhum H Mashud Wisnusaputra, Eman Sulaeman. (Agus Sugiarto)--

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM- Bagi warga Kabupaten Kuningan yang lahir di Orde Lama dan Orde Baru, sudah pasti mengenal nama Almarhum Drs H Mashud Wisnusaputra.

Di masa itu, namanya sangat populer di masyarakat Kuningan sebagai tokoh Partai Golkar.

Apalagi saat Pemilu berlangsung, Almarhum begitu getol turun langsung ke masyarakat untuk menyukseskan kemenangan Golkar.

 
 
Sebenarnya bukan hanya di bidang politik saja sosok Almarhum H Mashud Wisnusaputra berkiprah. Namun juga di bidang sosial, pendidikan, keagamaan dan kemasyarakatan.
 
Tokoh yang sangat populer di masanya itu berkecimpung hingga menembus semua lini kehidupan masyarakat. Banyak masjid-masjid yang kondisinya sudah tidak layak di semua wilayah di Kabupaten Kuningan dibangun ulang dan hingga saat ini masih berdiri megah.
 
Kedekatannya dengan Almarhum Presiden RI, Soeharto, tak diragukan lagi. Jabatan penting di masa Presiden Soeharto pun pernah diemban Mashud.
 
Selepas dinas di kemiliteran, Almarhum Mashud dipercaya Presiden Soeharto sebagai Dirjen Pertanian. Tugas itu berhasil diembannya hingga Indonesia mencapai Swasembada Pangan di tahun 1984 silam.
 
 
 
Untuk Kabupaten Kuningan, Almarhum Mashud juga sangar peduli. Keberhasilan Kuningan menyabet gelar Adipura tak lepas dari peran almarhum.
 
Saking cintanya terhadap tanah kelahirannya, Mashud pun membangun stadion di tengah kota Kuningan. Pasca dibangun, stadion tersebut diberi nama Stadion Mashud Wisnusaputra dan bertahan hingga saat ini. 
 
Di bidang pendidikan, Mashud juga mewakafkan lahan untuk Universitas Kuningan. Bahkan almarhum sempat mengumpulkan beberapa tokoh sukses Kuningan di perantauan untuk icikibung membangun Kuningan.
 
Seperti H Imam Taufik dan Almarhum Budiman Kusika. Dari pertemuan tersebut berdirilah Kuningan Islamic Center (KIC) yang diinisiasi oleh pengusaha H Iman Taufik 
 
 
 
Kerabat Almarhum Mashud Wisnusaputra, Eman Sulaeman menceritakan sepak terjang almarhum selama hayatnya. Eman yang dulu sering diajak almarhum mengatakan, bahwa banyak kenangan manis yang diperolehnya saat mendampingi Mashud.
 
Yang paling diingatnya adalah moto hidup almarhum yakni Sesulit Apapun Kehidupan Kita, Yang Penting Bisa Memberi. Motto itulah yang tertancap kuat di hatinya.
 
"Saya mengenal pribadi beliau bukan setahun atau dua tahun namun puluhan tahun. Almarhum sosok yang sangat peduli terhadap Kabupaten Kuningan. Apapun yang bisa dilakukannya untuk Kuningan, beliau kerjakan. Bukan hanya materi, namun pikiran pun beliau curahkan," papar Eman.
 
Dia masih ingat saat mendampingi almarhum kunjungan ke sebuah daerah dan kebetulan menginap. Setelah acara selesai dan akan ceck out dari hotel, almarhum kemudian meminta manajer hotel untuk menghitung jumlah pegawai hotel yang bertugas pada hari tersebut. Pemintaan itu dipenuhi oleh sang manajer hotel.
 
 
 
"Karena acara sudah selesai dan harus pergi dari hotel, almarhum meminta manajer hotel menghitung seluruh pegawai dan mengumpulkannya di lobi. Begitu sudah berkumpul, almarhum datang dan langsung membagikan amplop berisi uang. Semua pegawai hotel mendapatkannya, termasuk juga sang manajer. Beliau memang seorang pengusaha yang sangat dermawan," cerita Eman mengenang kejadian tersebut.
 
Eman juga mengungkapkan sisi lain almarhum. Sebelum menjadi Dirjen Pertanian di masa Presiden Soeharto, Almarhum Mashud berdinas di kemiliteran.
 
Namun Eman lupa pangkat terakhir almarhum. Tapi setahu dirinya, Mashud Wisnusaputra adalah sosok intelejen yang sangat dihormati di Indonesia dan negara-negara sahabat. 
 
 
 
Bertahun-tahun almarhum mengikuti pelatihan intelejen di China, Uni Soviet (sekarang Rusia) bahkan Amerika Serikat.
 
Bahkan almarhum diakui sebagai suhu intelejen Indonesia. Itu semua berkat kemampuan intelejen yang diperoleh  di berbagai negara melalui pendidikan.
 
"Almarhum berasal dari militer. Sedangkan jabatan terakhir yakni di pemerintahan adalah Dirjen Pertanian Ketika beliau wafat dan dimakamkan di Bogor tahun 2017 lalu, prosesi pemakamannya dipimpin Almarhum Pak Sudomo (mantan Pangkopkamtib) rekan seangkatannya. Biodata beliau juga dibacakan oleh Pak Sudomo," kata Eman.
 
Eman kemudian mengingat sebuah kejadian di Kecamatan Kadugede, Kuningan. Waktu itu, dia dan tim diminta untuk menyukseskan sebuah acara di Kadugede yang awalnya akan dihadiri Mashud.
 
 
 
Namun ketika ditanyakan langsung ke almarhum apakah akan datang ke lokasi atau tidak, Mashud menjawabnya sangat tegas dengan mengatakan tidak akan datang.
 
Akhirnya Eman dan tim mempersiapkan semuanya hingga hari H pelaksanaan. Namun dia dikagetkan dengan kedatangan almarhum ke lokasi acara. Yang membuatnya terperangah, almarhum langsung melihat-lihat bangunan yang memang mengalami kerusakan. 
 
"Pak Mashud tiba-tiba datang. Dia memeriksa bangunan yang dijadikan tempat acara. Almarhum kemudian memerintahkan saya dan tim untuk memperbaiki kerusakan bangunan tersebut. Meski mendadak perintahnya, tetap kami jalankan. Itulah sisi dari almarhum yang sangat peduli," kenang Eman.
 
 
 
Diakhir ceritanya, Eman menuturkan, saat sakit pun almarhum tetap dermawan kepada siapa saja yang datang ke rumahnya  Setiap hari, sang istri diminta untuk memberikan uang kepada tetangga dan anak-anak. 
 
"Prinsip beliau memang kuat, Sesulit Apapun Kehidupan, Yang Penting Bisa Memberi. Dan itu beliau selalu lakukan. Saya dan keluarga selalu mendoakan almarhum," ucap Eman dengan nada parau. (Agus)
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: