Kecamatan Salem, Dijuluki sebagai Pusat Bahasa Sunda di Kabupaten Brebes, Miliki Jalur Maut Gunung Lio

Kecamatan Salem, Dijuluki sebagai Pusat Bahasa Sunda di Kabupaten Brebes, Miliki Jalur Maut Gunung Lio

Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes merupakan wilayah yang masyarakatnya adalah penutur Bahasa Sunda.-SalemTv - Tangkapan layar-radarkuningan.com

BACA JUGA:Jangan Langsung Marah! Inilah 4 Alasan Kenapa Kucing Suka Menjatuhkan Barang, yang Perlu Dipahami Cat Lovers!

Di jalur gunung ini ada 11 orang tewas sepanjang tahun 2018-2019 karena jatuh ke jurang. Sebagai gambaran, Kelok 44 di Maninjau atau jalan alternatif Ujungberung-Lembang via Maribaya bukanlah apa-apa ketimbang rute ini. 

Bahkan, sebuah kanal di youtube dan berita daring melabeli rute Gunung Lio dengan “Jebakan GPS”. Jalan itu memang jalur terdekat menuju Bumiayu. Tapi konturnya sangat membahayakan.

Rasa tegang karena rute maut Gunung Lio terbayarkan ketika tiba di Salem. Tirto tidak ragu untuk mengatakan, kecamatan ini memiliki pemandangan paling indah di Brebes. Apalagi bila sudah sampai di Puncak Maribaya, Gunung Lio.

Salem adalah kecamatan bersejarah. Kecamatan ini pernah menjadi tempat mengungsi bupati Brebes pro-republik dan juga menjadi basis Negara Islam Indonesia (NII) kelompok Amir Fatah.

BACA JUGA:Sungai Ini jadi Pembatas Etnis Jawa dan Sunda, Berada di Kabupaten Brebes, Bermuara di Laut Jawa

Tidak ada satu desa pun di Salem yang menggunakan bahasa Jawa Banyumasan atau Jawa Tegalan. Bahasa Sunda yang dipakai di Salem adalah berdialek Kuningan.

Di tempat ini akan akrab mendengar kata ‘kami’, ‘kumadeh’ dan ‘nadeh’. Kata-kata itu digunakan sebagai pengganti kata ‘urang’, ‘kumaha’ dan ‘naha’.

Tirto tidak tahu soal pengajaran bahasa Sunda di Salem. Namun, sebuah pamflet peringatan larangan membuang sampah yang ditemukannya, ditulis dengan bahasa Sunda dialek Kuningan. 

“Saya menduga bahasa Sunda dialek Priangan tidak digunakan dalam konteks formal,” tulisnya.

BACA JUGA:Dayeuhluhur, Kecamatan Terunik di Kabupaten Cilacap, Semua Warganya Gunakan Bahasa Sunda

Kendati seluruh desa berbahasa Sunda, pengaruh budaya Jawa masih terasa cukup kuat di Salem. Daerah ini adalah penghasil batik.

Tirto juga mendapati 2 acara hajatan yang dilaksanakan pada hari biasa. Hal itu menjadi kebiasaan yang tidak begitu lazim di daerah Priangan tapi lumrah di Jawa Tengah.

Penggunaan kata ‘endi’, dan ‘mas’ biasa dituturkan orang-orang Salem. Ada juga anak kecil yang heran melihat Gopro bertengger di atas helm yang diagunakan.

Anak-anak itu menanggapi dengan menyapa “aya kamerana”. Bukan dengan “aya kameraan” seperti pola pembentukan kata Sunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: