Asal Usul Desa Bunigeulis Kuningan, Tempat Wanita Cantik Disembunyikan, Sultan Cirebon dan Mataram Jatuh Hati

Asal Usul Desa Bunigeulis Kuningan, Tempat Wanita Cantik Disembunyikan, Sultan Cirebon dan Mataram Jatuh Hati

Asal usul Desa Bunigeulis, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan yang terkait kisah Nyi Mas Sekar Paton. Kisah ini, ditandai dengan sebuah petilasan.-Penjelajah Muda - Tangkapan Layar-radarkuningan.com

BACA JUGA:Kenapa Kucing Suka Menjilat Tubuhnya Sendiri? Ini 6 Alasannya, yang Perlu Kamu Ketahui! Bukan Cuma Biar Bersih

Tak diduga, wanita itu menyatakan keinginan untuk tinggal di Kampung Karangsari dan memperkenalkan namanya adalah Nyi Mas Sekar Paton.

Selama di Kampung Karangsari, Nyi Mas Sekar Paton tinggal di rumah Aki Lasah. Namun, kedatangan wanita cantik tersebut lantas jadi pembicaraan.

Singkat cerita, kejadian itu sampai terdengar oleh Keraton Cirebon dan pada waktu itu, Sultan Cirebon yang jatuh hati sampai mengirim utusan untuk meminang wanita cantik tersebut.

Orang yang diutus adalah Lebe Leteng. Dia langsung menuju Kampung Karangsari dan menemui Nyi Mas Sekar Paton untuk menyampaikan maksud kedatangannya.

BACA JUGA:Rencanakan ke Desa Wisata Cibuntu Kuningan, Ada Promo Menarik di Festival Durian 2024, Catat Tanggalnya!

Namun, lamaran dari Sultan Cirebon ditolak. Nyi Mas Sekar Paton beralasan, belum siap untuk berumah tangga,

Karena tugasnya untuk meminang Nyi Mas Sekar Paton gagal, lantas Lebe Leteng memutuskan tidak kembali lagi ke Keraton Cirebon dan memilih tinggal di Kampung Karangsari.

Bahkan, Lebe Leteng yang seorang muslim lantas menjadi pengajar agama dan Alquran di kampung tersebut.

Lebe Leteng juga meninggal dunia di kampung tersebut dan dimakamkan di Pemakaman Mah Modin. Kemudian terdapat peninggalan 1 rumpuh pohon bambu.

BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Kenapa Lidah Ular Bercabang Dua, Sama dengan Hewan Reptil Lainnya!

Lantarn Lebe Leteng tak kunjung kembali, Sultan Cirebon kembali mengirim utusan yakni Mbah Modin.

Lagi-lagi, Mbah Modin pun gagal menjalankan tugas tersebut dan akhirnya memutuskan tidak kembalai ke Keraton Cirebon.

Mbah Modin memilih tinggal di Kampung Karangsari dan menjadi imam di langgar setempat.

Bukti kehadiran Mbah Modin itu, ditandai dengan adanya Padasan atau guci berukir yang dipakai untuk mengambil air saat hendak berwudhu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: