Kisah Papih Encu, Tetap Tampil Macho Meski dengan Skuter Tua

Kisah Papih Encu, Tetap Tampil Macho Meski dengan Skuter Tua

Papih Encu selalu percaya diri ketika tengah menunggangi skuter kesayangannya, Vespa Excel tahun 1964. (Istinewa)--

RADARKUNINGAN.COM, KUNINGAN- Usianya memang tak muda lagi. Tapi soal gaya dan selera, tetap kekinian. Bahkan di usianya yang ke 53, Encu Sunaryo tetap tampil macho.

Celana jeans, kaos oblong dan jaket kulit berwarna gelap, makin menampakan kegagahannya. Jika tak memakai jaket, dia lebih suka membalut tubuhnya dengan rompi khas agar terhindar dari terpaan angin 

Perlengkapan lain untuk menunjang aktivitasnya yakni sebuah kacamata hitam, dan helm model serdadu. Kelengkapan itu seolah menu wajib yang harus dikenakannya ketika kongkow bersama rekannya sesama penyuka skuter klasik.
 
 
Di garasi rumahnya yang terletak di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kuningan nangkring skuter kebanggaan Vespa Excel warna merah buatan tahun 1964
 
Di kalangan penggemar Vespa di Kabupaten Kuningan, nama Encu Sunaryo sangat familiar. Di komunitas skuter sendiri pria berperawakan sedang itu biasa dipanggil Papih. 
 
Kiprah Encu di dunia skuter Kuningan dimulai tahun 1993. Dia pertama kali memiliki Vespa Bajaj Super. Encu muda bersama temannya bergabung dengan grup skuter VOC.
 
Dari hasil kerja kerasnya, Encu akhirnya bisa membeli skuter yang sudah lama diimpikannya.
 
 
"Saya mulai jatuh cinta ke skuter sebenarnya sejak sebelum tahun 1993. Tapi baru bisa beli skuter merek Bajaj di tahun itu. Rasanya senang banget punya barang yang diidamkan.
 
Apalagi pas lihat model skuter itu, benar benar saya seperti orang yang mabuk kepayang," cerita Papih Encu kepada radarkuningan.com.
 
Papih Encu mengisahkan, klub VOC Kuningan ternyata saat itu masih menjadi cabang dari VOC Cirebon. Itu berlangsung bertahun tahun. Ada rasa tidak puas dalam dirinya, karena komunitas skuter Kuningan kerap dipandang sebelah mata oleh pimpinan skuter Jawa Barat. Mereka hanya mengenalnya dari Cirebon saja, bukan dari Kuningan. 
 
 
Padahal setiap kegiatan VOC, skuter dari Kuningan selalu paling banyak. Karenanya ketika Musda dilangsungkan di tahun 1998, dia dan komunitas skuter Kuningan memutuskan keluar dari VOC, dan mendirikan wadah baru khusus untuk lokal Kuningan.
 
"Kami akhirnya keluar dari VOC, dan membentuk Kuningan Indefendence Scooter (KIS)," tutur Papih Encu, Senin 23 Januari 2023.
 
Dengan wadah baru bernama KIS, anggota yang mendaftar semakin banyak. Selain sebagai tempat silaturahmi sesama penggemar skuter klasik, KIS juga sering melakukan touring ke luar Kuningan.
 
 
Bukan hanya touring, KIS juga intens menggelar kegiatan bakti sosial. Termasuk memberikan bantuan alat tulis kepada anak anak saat banjir bandang melanda Desa Cibingbin beberapa tahun lalu.
 
Encu sendiri tidak terlalu hafal jumlah anggota KIS sekarang ini. Sebab, dia disibukan oleh pekerjaannya. Tapi kalau ada agebda ngumpul, dia berusaha untuk hadir.
 
"Organisasi KIS masih tetap eksis. Sekarang dipegang yang muda muda. Ini bagian dari regenerasi dalam organisasi. Yang tua mah tinggal mengarahkan saja," katanya sambil tertawa.
 
 
Meski begitu, hobinya menunggangi Vespa klasik tak pernah luntur hingga sekarang. Sejak tahun 1993, dia sudah beberapa kali ganti skuter. Bosan dengan Vespa Super, dia menggantinya dengan Bajaj Super dan terakhir Vespa Excel keluaran tahun 1964.
 
Kendati motornya lebih tua dari usia dirinya, tapi skuter itu nampak kinclong karena benar benar dirawat 
 
"Ketika mengendarai skuter klasik, saya merasakan sensasi yang luar biasa. Sulit untuk diungkapkannya. Dan sudah sejak beberapa tahun ini saya megang Vespa Excel tahun 1964. Sudah tua memang, tapi tenaga dan mesin skuter saya ini boleh diadu dengan yang lain," pungkas bapak dua anak tersebut. (Agus)
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: