4 Kabupaten di Metropolitan Rebana Ini, Masuk Daerah Termiskin di Jawa Barat, Salah Satunya Kuningan

4 Kabupaten di Metropolitan Rebana Ini, Masuk Daerah Termiskin di Jawa Barat, Salah Satunya Kuningan

Kemiskinan di wilayah Metropolitan Rebana, salah satunya Kabupaten Kuningan. -Istimewa-radarkuningan.com

BACA JUGA:Daripada Ciayumajakuning Diganti Cirebon Raya, Bupati Majalengka Lebih Tertarik Rebana Metropolitan

Sementara itu, Garis Kemiskinan (GK) di Jawa Barat pada periode Maret 2023 tercatat sebesar Rp495.229 per kapita per bulan. Hal itu meningkat dari periode September 2022 sebesar Rp480.350 per kapita per bulan.  

Peningkatan GK pada Maret 2023 terhadap periode Maret 2022 tercatat sebesar 9,42% dan 3,10% terhadap September 2022. Komposisi Garis Kemiskinan Makanan menjadi komponen utama dalam pembentukan GK tercatat sebesar Rp367.040 atau 74,12%. 

Sisanya Garis Kemiskinan Non Makanan sebesar Rp128.189 atau 25,88%. Data tersebut menunjukkan jika pola konsumsi masyarakat pada tingkat ekonomi rendah lebih didominasi oleh pengeluaran kebutuhan makanan daripada nonmakanan.

Ada 5 komoditas yang memberi andil  Garis Kemiskinan baik di perkotaan dan perdesaan. Yaitu, beras, rokok filter, telur ayam ras, daging ayam ras serta kopi bubuk dan instan.  Sedangkan pada komoditas nonmakanan, penyumbang GK didominasi oleh pengeluaran perumahan, bensin, dan listrik.

BACA JUGA:Cirebon Bakal Menjadi Metropolitan Besar, Pusat Komersial Kawasan Rebana

Dari data ini, perlu adanya program pengendalian inflasi guna menjaga keterjangkauan harga komoditas pangan. Selain itu juga ketersediaan pasokan dalam rangka menjaga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.  

Deputi Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Bambang Pramono ada 4 faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Metropolitan Rena. Keempatnya adalah pembangunan proyek pipa gas Cirebon-Semarang dan proyek bendungan.

Kemudian, investasi korporasi multiyears berupa pembangunan pabrik tekstil dan pengembangan kawasan industri. “Terakhir, pengembangan sentra ekonomi garam rakyat di lahan seluas 600 hektare akan menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Bambang.

Bambang pun yakin, meredanya dampak el nino di tahun 2024 serta sinergi dan kolaborasi yang terus dilakukan dalam pengendalian inflasi akan berjalan baik bila dilakukan secara seasonal maupun struktural.

BACA JUGA:12 Kawasan Industri Rebana Metropolitan, Didukung Akses LRT Cirebon Raya, Bandara Hingga Jalan Tol

“Kami optimis kalau inflasi di jawa Barat akan berada dalam rentang sasaran nasional sebesar 2,5%. Kami juga mendorong pemerintah daerah di Ciayumajakuning untuk meningkatkan akselerasi,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: